TECHNOsoft
KNOWLEDGE SPACE
read it now..!
Pembuatan Desain Produk dan Pengembangannya
Written by Millenia A. SusantiWednesday, 22 October 2008
Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, inovasi dan pengembangan produk menjadi suatu hal yang sangat penting. Untuk melakukan pembuatan produk baru pun, ada langkah-langkah yang hendaknya diikuti agar project pembuatan produk baru ini dapat berhasil dengan baik.
Dalam buku Product Design and Development, Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger mengungkapkan beberapa langkah dalam pembuatan dan pengembangan produk.
Dalam buku Product Design and Development, Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger mengungkapkan beberapa langkah dalam pembuatan dan pengembangan produk.
1.Perencanaan produk
Pada tahap ini, tim perencanaan produk membuat perencanaan produk dan menentukan mission statement dari project, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua opportunity untuk mengembangkan produk
b. Mengevaluasi setiap opportunity pengembangan produk yang ada, kemudian
membuat prioritas project mana yang akan dilakukan
c. Membuat alokasi resource dan menentukan timeline serta urutan proses dari
project yang akan dilakukan
d. Membuat pre-project planning dengan mengidentifikasikan mission statement
dari produk (deskripsi produk, key business goals, target market, asumsi dan
hambatan yang ada, dan stakeholder dari produk)
e. Mengevaluasi kembali perencanaan produk yang telah dibuat
2. Identifikasi customer needsUntuk mengetahui customer needs, dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti interiew, melakukan focus group, atau melakukan observasi pada customer terhadap pemakaian suatu produk yang sudah ada. Setelah mendapatkan data yang dapat dikatakan masih kasar, data tersebut diinterpretasikan ke dalam ”customer needs” dan ditentukan mana customer need yang primer dan mana yang sekunder. Kemudian, tim harus menyebarkan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap customer need.
3. Penentuan spesifikasi produkPada tahap ini, tim perencanaan produk harus membuat list dari metric produk, serta mengumpulkan informasi benchmarking dengan produk pesaing yang sudah ada. Setelah melakukan benchmarking, tim harus menentukan target nilai untuk setiap metric. Hal ini ditujukan untuk pengembangan produk selanjutnya.
4. Concept generationPada tahap ini, tim harus mengklarifikasikan mengenai masalah teknis yang terjadi pada produk yang akan dibuat. Kemudian, tim dapat mencari solusi pemecahan masalah tersebut dengan cara memecahkannya secara internal ataupun secara eksternal. Cara internal dapat dilakuakn misalnya dengan mencari banyak ide, menggunakan media grafik dan fisik, dsb. Sedangkan cara eksternal dapat dilakukan dengan menginterview lead user, mencari informasi pada produk pesaing lain yang sudah ada, mencari literature, konsultasi dengan ahli, ataupun konsultasi dengan pengguna produk, dsb.
5. Seleksi konsepDalam melakukan seleksi konsep, tim perencanaan produk harus membuat selection matrix terlebih dahulu untuk membandingkan setiap konsep yang ada. Kemudian, tiap konsep harus dibuat rating dan rankingnya, sehingga akan diketahui konsep mana yang paling layak untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk seleksi konsep, maka tim perencanaan produk dapat memilih salah satu metode ataupun dapat menggunakan lebih dari satu metode.
6.Pengujian konsepSetelah melakukan seleksi konsep, kemudian tim perencanaan produk harus melakukan pengujian konsep. Pertama-tama tim harus mendefinisikan tujuan dari pengujian konsep ini. Kemudian, tim memilih populasi dan survey format yang akan digunakan. Survey format dapat berupa interaksi langsung, melalui telepon, melalui surat, e-mail, ataupun internet. Pada survey tersebut, tim perencanaan produk harus memberitahukan kepada responden mengenai konsep produknya secara jelas, sehingga responden dapat mengerti. Setelah mendapatkan hasil survey, tim harus menginterpretasikan data tersebut.
7. Pembuatan arsitektur produkPada tahap ini tim pengembangan produk mengidentifikasi bagaimana fisik dari produk akan mempengaruhi fungsi produk. Karena, arsitektur dari produk ini akan berpengaruh pada perubahan produk, standarisasi komponen, performance produk, serta kemampuan produk untuk diproduksi.
8. Industrial designDalam membuat desain produk, Henry Dreyfuss (1967) menganjurkan agar desainer melihat 5 hal, yaitu kegunaan produk, penampilan produk, kemudahan untuk maintenance dan perbaikan, biaya yang rendah, serta kesesuaian kualitas dan desain produk dengan filosofi desain dan mission statemen perusahaan.
9. Design for manufacturingDesain dari produk juga mempengaruhi bagaimana produk tersebut akan diproduksi. Pada tahap ini, tim pengembangan produk harus melakukan estimasi biaya produksi dari produk, termasuk biaya komponen, biaya assembly, dan biaya overhead. Setelah itu, tim juga harus membuat metodologi bagaimana cara untuk mengurangi biaya-biaya tersebut. Dalam menentukan metodologi pengurangan biaya, tim harus memperhatikan pengaruh keputusannya terhadap hal-hal lain, seperti lama waktu pengembangan produk, kualitas produk, dsb.
10. Pembuatan prototypePrototype merupakan produk perkiraan yang menyerupai produk sebenarnya. Prorotype dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu physical prototype dan analytical prototype. Physical prototype merupakan prototype yang berupa benda berwujud, sedangkan analytical prototype merupakan prototype yang tidak berwujud, seperti matematika, sikap. Dalam buku Product Design and Development, Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger mengungkapkan beberapa langkah dalam pembuatan dan pengembangan produk.
1.Perencanaan produk
Pada tahap ini, tim perencanaan produk membuat perencanaan
produk dan menentukan mission statement dari project, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua opportunity untuk mengembangkan produk
b. Mengevaluasi setiap opportunity pengembangan produk yang ada,
a. Mengidentifikasi semua opportunity untuk mengembangkan produk
b. Mengevaluasi setiap opportunity pengembangan produk yang ada,
kemudian membuat prioritas project mana yang akan dilakukan
c. Membuat alokasi resource dan menentukan timeline serta urutan
c. Membuat alokasi resource dan menentukan timeline serta urutan
proses dari project yang akan dilakukan
d. Membuat pre-project planning dengan mengidentifikasikan mission
d. Membuat pre-project planning dengan mengidentifikasikan mission
statement dari produk (deskripsi produk, key business goals, target
market, asumsi dan hambatan yang ada, dan stakeholder dari
produk)
e. Mengevaluasi kembali perencanaan produk yang telah dibuat
2. Identifikasi customer needs
e. Mengevaluasi kembali perencanaan produk yang telah dibuat
2. Identifikasi customer needs
Untuk mengetahui customer needs, dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti interiew, melakukan focus group, atau melakukan observasi pada customer terhadap pemakaian suatu produk yang sudah ada. Setelah mendapatkan data yang dapat dikatakan masih kasar, data tersebut diinterpretasikan ke dalam ”customer needs” dan ditentukan mana customer need yang primer dan mana yang sekunder. Kemudian, tim harus menyebarkan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap customer need.
3. Penentuan spesifikasi produk
Pada tahap ini, tim perencanaan produk harus membuat list dari metric produk, serta mengumpulkan informasi benchmarking dengan produk pesaing yang sudah ada. Setelah melakukan benchmarking, tim harus menentukan target nilai untuk setiap metric. Hal ini ditujukan untuk pengembangan produk selanjutnya.
4. Concept generation
Pada tahap ini, tim harus mengklarifikasikan mengenai masalah teknis yang terjadi pada produk yang akan dibuat. Kemudian, tim dapat mencari solusi pemecahan masalah tersebut dengan cara memecahkannya secara internal ataupun secara eksternal. Cara internal dapat dilakuakn misalnya dengan mencari banyak ide, menggunakan media grafik dan fisik, dsb. Sedangkan cara eksternal dapat dilakukan dengan menginterview lead user, mencari informasi pada produk pesaing lain yang sudah ada, mencari literature, konsultasi dengan ahli, ataupun konsultasi dengan pengguna produk, dsb.
5. Seleksi konsep
Dalam melakukan seleksi konsep, tim perencanaan produk harus membuat selection matrix terlebih dahulu untuk membandingkan setiap konsep yang ada. Kemudian, tiap konsep harus dibuat rating dan rankingnya, sehingga akan diketahui konsep mana yang paling layak untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk seleksi konsep, maka tim perencanaan produk dapat memilih salah satu metode ataupun dapat menggunakan lebih dari satu metode.
6.Pengujian konsep
Setelah melakukan seleksi konsep, kemudian tim perencanaan produk harus melakukan pengujian konsep. Pertama-tama tim harus mendefinisikan tujuan dari pengujian konsep ini. Kemudian, tim memilih populasi dan survey format yang akan digunakan. Survey format dapat berupa interaksi langsung, melalui telepon, melalui surat, e-mail, ataupun internet. Pada survey tersebut, tim perencanaan produk harus memberitahukan kepada responden mengenai konsep produknya secara jelas, sehingga responden dapat mengerti. Setelah mendapatkan hasil survey, tim harus menginterpretasikan data tersebut.
7. Pembuatan arsitektur produk
Pada tahap ini tim pengembangan produk mengidentifikasi bagaimana fisik dari produk akan mempengaruhi fungsi produk. Karena, arsitektur dari produk ini akan berpengaruh pada perubahan produk, standarisasi komponen, performance produk, serta kemampuan produk untuk diproduksi.
8. Industrial design
Dalam membuat desain produk, Henry Dreyfuss (1967) menganjurkan agar desainer melihat 5 hal, yaitu kegunaan produk, penampilan produk, kemudahan untuk maintenance dan perbaikan, biaya yang rendah, serta kesesuaian kualitas dan desain produk dengan filosofi desain dan mission statemen perusahaan.
9. Design for manufacturing
Desain dari produk juga mempengaruhi bagaimana produk tersebut akan diproduksi. Pada tahap ini, tim pengembangan produk harus melakukan estimasi biaya produksi dari produk, termasuk biaya komponen, biaya assembly, dan biaya overhead. Setelah itu, tim juga harus membuat metodologi bagaimana cara untuk mengurangi biaya-biaya tersebut. Dalam menentukan metodologi pengurangan biaya, tim harus memperhatikan pengaruh keputusannya terhadap hal-hal lain, seperti lama waktu pengembangan produk, kualitas produk, dsb.
10. Pembuatan prototype
Prototype merupakan produk perkiraan yang menyerupai produk sebenarnya. Prorotype dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu physical prototype dan analytical prototype. Physical prototype merupakan prototype yang berupa benda berwujud, sedangkan analytical prototype merupakan prototype yang tidak berwujud, seperti matematika, sikap.-->
Adopted from http://www.midas-solusi.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar