IQRA'

KATAKAN LAILLAHAILALLAH MUHAMMADURRASULALLAH

Kamis, 18 Juni 2009

“Bill” William H Gates Membangun Microsoft

“Bill” William H Gates Membangun Microsoft

William Henry Gates III lahir pada tahun 1955, anak kedua dari tiga bersaudara dalam keadaan sosialnya terkemuka di Seattle, Washington. Ayahnya seorang pengacara dengan perusahaan yang punya banyak koneksi di kota, dan ibunya seorang guru, yang aktif dalam kegiatan amal. Bill seorang anak yang cerdas, tetapi dia terlalu penuh semangat dan cenderung sering mendapatkan kesulitan di sekolah. Ketika dia berumur sebelas tahun, orang tuanya memutuskan untuk membuat perubahan dan mengirimnya ke Lakeside School, sebuah sekolah dasar yang bergengsi khusus bagi anak laki-laki.
Di Lakeside itulah pada tahun 1968 Gates untuk pertama kalinya diperkenalkan dengan dunia komputer, dalam bentuk mesin teletype yang dihubungkan dengan telepon ke sebuah komputer pembagian waktu. Mesin ini, yang disebut ASR-33, keadaannya masih pasaran. Pada pokoknya ini sebuah mesin ketik yang kedalamnya siswa bisa memasukkan perintah yang dikirimkan kepada komputer; jawaban kembali diketikkan ke gulungan kertas pada teletype. Proses ini merepotkan, tetapi mengubah kehidupan Gates. Dia dengan cepat menguasai BASIC, bahasa pemograman komputer, dan bersama dengan para hacker yang belajar sendiri di Lakeside, dia melewatkan waktu ber-jam-jam menulis program, melakukan permainan, dan secara umum mempelajari banyak hal tentang komputer. “Dia adalah seorang ‘nerd’ (eksentrik),” sebagaimana salah seorang guru memberikan Gates julukan itu.
Sekitar tahun 1975 ketika Gates bersama Paul Allen sewaktu masih sekolah bersama-sama menyiapkan program software pertama untuk mikro komputer. Seperti cerita di Popular Electronics mengenai “era komputer di rumah-rumah” dan mereka berdua yakin software adalah masa depan. Inilah awal Microsoft. Komunikasi yang sederhana: Paul dan Gates membicarakan coke dan pizza. Tidak ada orang yang memperhatikan sungguh-sungguh pendapat kami. Semuanya berubah dalam dua dekade terakhir.
Gates masih tetap menyukai junk food, tetapi ia juga menghabiskan waktu dua jam sehari membaca dan menjawab electronic mail yang dikirim 15.000 karyawan Microsoft.
Selain itu banyak sekali email dari dari luar Microsoft.
Pertanyaan beragam, mulai dari bagaimana pengalaman orang berkeluarga (menyenangkan!), film apa yang saya sukai (Schindler’s List dan Shadowlands), sampai pertanyaan rumit yang harus membuka dulu buku untuk bisa menjawabnya (dan kebetulan saja juga menulis buku!).
Persoalannya, Gates menghabiskan waktu sepanjang hari menjawab email dan berceramah atau mengelola perusahaanya.
Gates mencoba menjalankan keduanya, tetapi ia tidak berkesempatan banyak berkomunikasi dengan kelompok yang beragam dan banyak sekali email yang tidak sempat dijawab.
Gates senang sekali menulis karena melalui tulisan ini membuatnya bisa berkomunikasi dengan kelompok yang lebih beragam tanpa harus teredit hingga terpotong-potong atau tersaring oleh persepsi seseorang.
Kenyataannya tidak semua pertanyaan diajukan melalui email.
Kadang orang mencegat Gates di Bandar udara atau mendesaknya untuk menjawab pertanyaan di pameran-pameran komputer atau anak Sekolah mengirim surat kepadanya.
Seorang mahasiswa baru-baru ini menanyakan satu pertanyaan yang penting untuk dia. Yang ingin diketahuinya bukanlah sesuatu yang sangat filosofis, seperti yang mungkin anda duga misalnya mengenai ekonomi pasar bebas.
Ia hanya ingin tahu, “apakah Gates sudah terlambat terjun ke industri software dan membangun sebuah perusahaan kemudian menjadi kaya?”.
Gates senang mendapat pertanyaan itu dan jawabannya selalu sama, “Inilah saatnya terjun ke bisnis software.”
Gates tidak mengatakan Anda bisa membangun Microsoft lainnya. Tetapi paling tidak Anda bisa mendapatkan omset penjualan dua juta dollar setahun dengan menjual 10.000 kopi produk senilai 200 dolar AS.
Cukup lumayan dan bisa terjadi kapan saja.
Karena Gates ingat bagaimana menariknya memulai sebuah perusahaan software, ia juga menikmati cerita keberhasilan orang lainnya.
Perusahaan software yang kecil selalu perlahan-lahan mulainya.
Perusahaan dimulai seseorang yang memiliki gagasan. Ia, pria atau wanita, mencari beberapa teman yang tahu bagaimana membuat program dan mereka kemudian menelorkan sebuah produk.
Banyak sekali karya kesenian yang mereka lakukan karena mereka peduli dengan pekerjaan itu.
Biasanya mereka membuat produk untuk satu pelanggan dan karena hasilnya memuaskan, mereka segera mendapat pembeli lainnya.
Jika Anda ingin memulai sebuah perusahaan, strategi utamanya temukan lingkungan sosial yang pas.
Lupakan keinginan menciptakan program pengolah kata untuk menulis, atau program spreadsheet untuk menganalisis keuangan, atau produk utama lainnya yang saingannya sudah banyak.
Sebaliknya, ciptakan produk yang bisa menolong penggunanya mengerjakan pekerjaan spesifik atau bisa memberikan informasi praktis dalam bidang seperti obat-obatan, asuransi, akunting, arsitektur atau bidang pemerintahan.
Software seperti itu mendatangkan peruntungan yang kecil-kecilan.
Jika Anda tidak puas dengan peruntungan yang kecil-kecilan itu, Anda harus sampai pada tahapan peralihan generasi. Kali ini mahal dan berisiko.
Setiap beberapa tahun satu generasi teknologi memberikan jalan baru. Ingat munculnya IBM PC di awal tahun 1980-an.
Microsoft bertaruh IBM PC akan menjadi penting. Kemudian Microsoft menciptakan sistem operasi MS-DOS untuk IBM PC.
Hasilnya Microsoft menjadi pelopor dalam software sistem operasi.
Tidak ada yang pernah mendengar mengenai Lotus sampai satu pemikiran cemerlang melaksanakan perubahan generasi menciptakan Lotus 1-2-3 spreadsheet pertama yang dirancang khusus untuk IBM PC.
Apple’s Macintosh dan Microsoft Windows adalah sang pemenang selanjutnya, ketika dunia menginginkan pengolahan grafik dan meninggalkan program lama yang hanya menampilkan teks.
Untuk mendapatkan kemenangan besar, anda pun harus mengkonsentrasikan diri pada perubahan generasi, sesuatu yang diabaikan perusahaan besar. Dan taruhannya mahal sekali.
Baru-baru ini sejumlah wiraswastawan berspekulasi software yang bisa digunakan pemakai komputer dengan cara menulis dengan tangan - bukan lagi menekan pada huruf - akan menjadi generasi baru software pengolah kata ada spreadsheet.
Mereka memulai menciptakan produk baru yang mereka pikir akan memenangkan persaingan. Mereka salah. Suatu spekulasi besar. Apa yang harus saya anjurkan pada seorang mahasiswa yang ingin menjadi wiraswastawan software?
Pelajari untaian sebuah perusahaan yang sudah ada.
Carilah lingkungan sosial anda sendiri.
Berhubunganlah dengan modal ventura.
Temukan orang yang cerdas.
Dan jangan lupakan coke dan pizza.
Percayalah, akan ada banyak pekerjaan di malam yang larut

Senin, 15 Juni 2009

KONSEP MANAJEMEN PROYEK

KONSEP MANAJEMEN PROYEK


Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia,masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperanpenting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakandalam model kematangan kemampuan manajement manusia (a people managementcapability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapanorganisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah denganmelakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi,pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.

3.1.1. Dasar-Dasar OrganisasionalOrganisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja samaantara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapaisuatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistemmaka terdiri dari beberapa elemen yaitu :

1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salahsatunya ada yang memimpin organisasi tersebut.
2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangkapendek maupun jangka panjang.
3. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi ataukedudukannya masing-masing.
4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan(job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
5. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untukmembantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.
6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaandan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhikeberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentangorganisasi.

Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerjabagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilantujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi :

1. tujuan organisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
3. pembagian tugas yang
4. penempatan posisi yang tepat
5. adanya koordinasi dan integrasiManajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusanmanajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkatmenengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas(strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanyabekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.
1. Manajemen tingkat bawah (operasional)- Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telahditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan biladiterapkan dengan benar.- Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelassehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrolinventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.- Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangattergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakanpenggunaon-lineterbesar, sumberdaya-sumberdaya informasireal-time
2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)- Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek danmengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisadialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, danmeramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untukmeminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakanproduktivitas.- Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal danmembutuhkan sangat besar informasireal- timeagar dapat melakukanpengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuaistandar.
3. Manajemen tingkat atas (strategik)- Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbingmanajer operasional dan manajer tingkat menengah.- Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidakpasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannyaadalah pengarahan dan perencanaan.- Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasimenjalankan tugas dan tujuan organisasi.- Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahuiperaturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategiperusahaan-perusahaan pesaing)

Adopted from :adingresik.blogspot.com
MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI




3.1. Konsep Manajemen ProyekManajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia,masalah dan proses.

Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperanpenting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakandalam model kematangan kemampuan manajement manusia ( a people managementcapability maturity model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapanorganisasi perangkat lunak (sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah denganmelakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi,pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.

3.1.1. Dasar-Dasar OrganisasionalOrganisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja samaantara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapaisuatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistemmaka terdiri dari beberapa elemen yaitu :
1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salahsatunya ada yang memimpin organisasi tersebut.
2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangkapendek maupun jangka panjang.
3. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi ataukedudukannya masing-masing.
4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan(job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
5. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untukmembantu dalam pengolahan data menjadi suatu informasi.
6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaandan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhikeberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentangorganisasi.
Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerjabagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilantujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi :
1. tujuan organisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
3. pembagian tugas yang adil
4. penempatan posisi yang tepat
5. adanya koordinasi dan integrasi Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusanmanajemen yaitu :
-manajemen tingkat bawah (operasional),
-manajemen tingkatmenengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan
-manajemen tingkat atas(strategik).
Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanyabekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.

1. Manajemen tingkat bawah (operasional)- Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telahditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan biladiterapkan dengan benar.- Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelassehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrolinventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.- Manajer operasi membutuhkan informasi internal yang repetitif, dan sangattergantung pada informasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakanpengguna on-line terbesar, sumberdaya-sumberdaya informasi real-time.
2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)- Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek danmengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisadialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, danmeramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untukmeminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakanproduktivitas.- Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada informasi internal danmembutuhkan sangat besar informasi real- time agar dapat melakukanpengontrolan dengan tepat dan informasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuaistandar.
3. Manajemen tingkat atas (strategik)- Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbingmanajer operasional dan manajer tingkat menengah.- Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidakpasti. Membutuhkan informasi yang bersifat strategis, karena tugas kesehariannyaadalah pengarahan dan perencanaan.- Informasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasimenjalankan tugas dan tujuan organisasi.- Membutuhkan informasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahanperubahanyang terjadi dengan cepat) dan informasi eksternal (untuk mengetahuiperaturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategiperusahaan-perusahaan pesaing).

3.2. Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem InformasiSuatu sistem informasi dapat dikembangkan karena adanya kebijakandan perencanaan telebih dahulu. Tanpa adanya perencanaan sistem yangbaik, pengembangan sistem tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yangdiharapkan. Tanpa adanya kebijakan pengembangan sistem oleh manajemenpuncak, maka pengembangan sistem tidak akan mendapat dukungan darimanajemen puncak tersebut.

3.2.1. Kebijakan SistemKebijakan untuk mengembangkan sistem informasi dilakukan olehmanajemen puncak karena manajemen menginginkan untuk meraihkesempatan-kesempatan yang ada yang tidak dapat diraih oleh sistem yanglama atau sistem lama mempunyai kelemahan (masalah)

3.2.2. Perencanaan SistemPerencanaan sistem menyangkut estimasi sumberdaya (kebutuhankebutuhanfisik dan tenaga kerja) dan biaya. Perencanaan sistem terdiri dari :perencanaan jangka pendek (periode 1–2 tahun) dan jangka panjang(periode sampai 5 tahun).Perencanaan sistem biasanya ditangani oleh staf perencanaan sistem,departemen pengembangan sistem atau depertemen pengolahan data.

3.2.3. Proses Perencanaan SistemProses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga prosesutama, yaitu :
1.Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem yaitu :Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan.
2.Mengidentifikasi proyek-proyek sistemMenetapkan sasaran proyek-proyek sistemMenetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu,umur ekonomis, peraturan yang berlaku)
3.Menetukan prioritas proyek-proyek sistemMembuat laporan perencanaan sistem Meminta persetujuan manajemen
1. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan Persiapan ini meliputi :
A.Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembanganyang ada atau dari
luar perusahaan (konsultan)
B.Mengumumkan proyek pengembangan sistem
2. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkanMelakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang palinglayak untuk dikembangkan. Tahapan yang dilakukan yaitu :
A.Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek sistem
B.Melakukan studi kelayakanMenilai kelayakan proyek sistemMembuat usulan proyek
sistemMeminta persetujuan manajemen

3.3. Perkiraan Proyek Sistem Informasi
Sekarang biaya merupakan elemen yang paling penting dan mahal dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Perkiraan biaya yang salah atau kurang tepatdapat mengurangi keuntungan atau malah kerugian. Perkiraan biaya sistem informasidan usaha tidak dapat dihitung dengan tepat, karena banyak variabel (manusia, teknikal,lingkungan) yang mempengaruhinya.Untuk mencapai perkiraan biaya dan usah yang dapat diandalkan, digunakanpilihan sebagai berikut :
- Memperkirakan waktu yang paling lama dari pengerjaan proyek
- Perkiraan berdasarkan pada proyek yang samaMenggunakan teknik dekomposis
- Menggunakan satu atau lebih model empirisMemperkirakan waktu untuk menyelesaikan setiap kegiatan merupakan bagianyang paling sulit, untuk itu butuh pengalaman dalam memperkirakan waktu yangdiperlukan. Penjadwalan tugas-tugas (kegiatan) dapat menggunakan :
1. Grafik GanttMerupakan suatu grafik dimana ditampilkan kotak-kotak yang mewakili setiap tugas(kegiatan) dan panjang masing-masing setiap kotak menunjukkan panjang relatiftugas-tugas yang dikerjakan.
2. Diagram PERT (Program Evaluation and Review Techniques)Suatu program (proyek) diwakili dengan jaringan simpul dan tanda panah yangkemudian dievaluasi untuk menentukan kegiatan-kegiatan terpenting, meningkatkanjadwal yang diperlukan dan merevisi kemajuan-kemajuan saat proyek telahdijalankan. Diagram PERT lebih baik dari Gantt, karena :
- Mudah mengidentifikasi tingkat prioritas
- Mudah mengidentifikasi jalur kritis dan kegiatan-kegiatan kritis
- Mudah menentukan waktu kendur
3. Penjadwalan proyek berbasis komputermenggunakan PC untuk membuat jadwal proyek lebih praktis dan menguntungkan.Contoh program penjadwalan yaitu Ms Project, Symantec’s Timeline dan ComputerAssociates’ CA-Super Project.
Proses pengembangan sistem informasi (PL) dikembangkan oleh pelaku-pelakuyang dapat dikatagorikan dalam 5 kelompok :
1. Manajer senior, yang bertugas mendefinisikan permasalahan-permasalahan bisnisdan sangat berpengaruh pada proyek tersebut.
2. Manajer proyek (teknik), yang merencanakan, memotivasi, mengorganisasi danmengontrol orang-orang yang bekerja dalam proyek tersebut (praktisi).
3. Praktisi, adalah orang yang mempunyai kemampuan teknis yang dibutuhkan untukmendapatkan produk sistem informasi (program aplikasi).
4. Pelanggan, adalah orang yang membutuhkan sistem informasi (PL) tersebut.
5. Pengguna akhir, orang yang berinteraksi dengan sistem informasi (PL) yangdikaitkan dengan penggunaan produk.

adopted from :adingresik.blogspot.com
MANAJEMEN PROYEK DENGAN MR PROJECT





Manajemen waktu dan sumber daya yang baik sangat diperlukan dalam pengerjaan suatu proyek. Anda dapat mempergunakan MrProject untuk membantu Anda.Dalam menyelesaikan suatu proyek, tentunya kita harus mempersiapkan manajemen yang baik untuk setiap waktu dan sumber daya yang kita miliki. Setiap orang menyelesaikan apa, kemudian, setiap tugas bernilai berapa, dan timeline pengerjaan proyek adalah beberapa contohhal yang perlu diantisipasi.Selain itu, kita juga harus memperhatikan apa yang akan terjadi ketika bagian kritikal proyek harus mengalami masalah dan penundaan. Pada sistem pengembangan konvensional, semua hal dirumuskan dalam kertas besar dan dipaparkan habis-habisan di sana. Kertas-kertas yang diperlukan akan semakin banyak apabila proyek mengalami masalah. Dahi-dahi berkerut bermunculan. Uban tumbuh makin tidak beraturan. Itulah kalau semua dikerjakan secara manual.Bertahun-tahun Microsoft meraup keuntungan yang besar dari penjualan Microsoft Project-nya. Harus diakui, Microsoft Project adalah program yang hebat dan luar biasa. Dengan mengandalkan program tersebut, banyak dana tambahan untuk kertas dan waktu yang bisa dihemat.Bagaimana dengan Linux? Beruntunglah ada Code Factory yang mewujudkan aplikasi project management semacam Microsoft project. Walau masih belum sebagus Microsoft Project, namun kita sudah dapat mengandalkannya untuk manajemen proyek. Penulis menggunakannya dalam melakukan manajemen proyek perusahaan.Apabila Anda belum memiliki aplikasi ini, maka download-lah dari situs web Code Factory: http://www.codefactory.se/.


Apabila Anda menggunakan Debian, tentunya akan lebih mudah lagi dengan hanya memberikan perintah berikut ini untuk melakukan instalasi:


apt-get install mrprojectAplikasi ini cukup umum dipaketkan oleh berbagai distro. Carilah terlebih dahulu ke CD distro Anda sebelum kompilasi ulang dilakukan.


Kompilasi ulang MrProject cukup repot dan memakan waktu.Jalankan Mrproject. Anda akan menjumpai sebuah window utama dengan interface yang sangat mirip dengan Microsoft Project, namun jauh lebih sederhana.


Ada tiga buah view yang Anda dapatkan: Gantt chart, Tasks, dan Resources.Jangan lupa untuk memperhatikan toolbar yang akan menampilkan tombol-tombol yang relatif dengan view aktif kita.Gantt Chart Sama halnya dengan Microsoft Project, MrProject juga mendukung Gantt Chart. Secara sederhana, Anda dapat saja mendaftarkan task tertentu dan lamanya di view ini. Anda juga bisa mendaftarkan subtask tertentu. Drag and drop juga dapat dilakukan untuk mengubah waktu yang diperlukan dan lain sebagainya.Sebagai contoh, berikut ini kita akan mendaftarkan task dengan nama Analisa Kebutuhan yang diperkirakan memakan waktu selama 2 minggu. Lakukanlah langkah-langkah berikut ini:


 Pilihlah view Gantt Chart.


 Klik kanan pada bagian yang menampilkan Name dan Work. Pilihlah Insert task. Baris baru akan ditampilkan untuk Anda. Kliklah satu kali pada masing-masing kolom untuk mengedit. Untuk bagian waktu, Anda dapat memasukkan akhiran d untuk hari dan w untuk minggu. Grafik akan ditampilkan pada frame paling kanan.Apabila dalam Analisa Kebutuhan masih memiliki sub-task, maka dengan mudah Anda dapat membuat subtask-nya. Kliklah pada baris Analisa Kebutuhan, dan pilihlah Insert subtask. Katakanlah kita memiliki subtask untuk Analisa Kebutuhan dengan nama Survei produksi. Anda bisa membuat subtask sebanyak yang diperlukan. Andaikata saat ini kita telah memiliki duabuah subtask untuk Analisa Kebutuhan: Survei produksi dan Survei dokumen.Anda bisa memperhatikan bahwa kedua subtask dimulai pada tanggal yang sama. Karena Survei dokumen harus dilakukan setelah Survei produksi, maka hal tersebut jelas tidak mencerminkan kondisi sesungguhnya. Untuk memperbaiki, Anda dapat melakukan salah satu dari cara berikut ini:


- Cara pertama: klik kanan pada subtask Survei dokumen. Pilih Edit task. Pada tab predecessors, kliklah tombol Add dan pilihlah Survei produksi.


- Cara kedua adalah cara yang lebih mudah. Kliklah pada diagram Survei produksi, dan draglah panah yang muncul ke bagian Survei dokumen. Maka Anda pun selesai.Untuk menghapus task, klik kananlah pada task yang bersangkutan, dan pilihlah Unlink task. Daftarkan segala task dan subtask Anda. Anda dapat menyembunyikan subtask setiap task sehingga tampilan menjadi lebih rapi.TasksPada view Tasks, Anda dapat setiap task ataupun subtask dengan lebih detail. Di sini pula, Anda dapat melihat cost yang diperlukan. Cost dapat berupa material ataupun sumber daya manusia. Pengaturan sumber daya akan kita lakukan setelah ini. Klik kananlah pada setiap task yang ingin di lihat detailnya, dan pilihlah Edit task.Perhatikanlah dialog yang ditampilkan. Kita telah melihat dialog ini sebelumnya.


Kita memiliki empat tab:


General untuk pengaturan umum,


untuk sumber daya yang digunakan,


Predecessors untuk task sebelumnya, dan


Notes untuk catatan khusus per task.


Pada tab Notes, Anda dapat memasukkan catatan tertentu untuk setiap task.ResourcesKita berpindah ke view Resources untuk mengatur sumber daya yang diperlukan selama proyek ini dikerjakan. Saat ini, kita belum mendefinisikan satu sumber dayapun. Dalam sumber daya manusia, setiap personal dapat menjadi anggota grup tertentu. Sebagai contoh, kita memiliki personal dengan nama Mr. Victim One yang tergabung dalam grup Developer.Maka, pertama-tama, kita harus membuat grup developer terlebih dahulu.Untuk membuat grup baru dengan nama Developer, kliklah pada tombol Groups di toolbar. Sebuah dialog akan terbuka untuk Anda. Kliklah tombol Add untuk menambah grup baru. Kemudian, editlah grup baru Anda tersebut. Kliklah tombol Close setelah selesai. Anda barusaja membuat grup Developer. Lakukan langkah yang sama untuk membuat (atau menghapus) grup baru.Untuk memasukkan Mr. Victim One ke dalam grup Developer, klik kananlah pada area kosong di frame kanan, dan pilihlah Insert resource. Editlah resource Anda dengan klik sekali pada setiap field yang diinginkan. Pada field type, karena Mr. Victim One adalah sumber daya manusia, maka pilihlah Work. Sebaliknya, ketika Anda mendaftarkan sumber daya lainnya yang bukan berupa SDM, maka pilihlah Material. Setelah itu, pilihlah Developer pada field Group. Anda juga dapat memasukkan nilai tertentu, misalnya 100 untuk field Cost.Kita telah memiliki satu orang personal sebagai sumber daya manusia. Lakukan langkah yang sama untuk mendaftarkan sumber daya baru.Kembalilah ke view tasks, dan Anda dapat mendelegasikan sumber daya manusia yang telah tersedia untuk setiap task tertentu. Bagaimana, mudah bukan menggunakan MrProject?PencetakanBaiklah. Big boss menginginkan laporan manajemen proyek. Cepat dan rapi! Untunglah, Mrproject cukup memanjakan penggunanya dengan fasilitas print dan print preview yang sangat bagus.Pada pencetakan, setiap view akan dicetak hampir sama persis seperti apayang terpampang di layar monitor kita. Dengan demikian, kita tidak perlu kerja duakali untuk menjelaskan setiap komponen manajemen proyek.Untuk mulai mencetak, pilihlah File Print. Sebuah dialog akan ditampilkan untuk Anda. Anda mungkin akan tercengang dengan fasilitas print preview-nya. Demikianlah perkenalan kita dengan MrProject.





Selamat menikmati proyek Anda!
Adopted from:adingresik.blogspot.com
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DEFINISI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)


Sistem informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Dengan kata lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang terjadi di masa lalu, apa yang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan khusus dan ouput dari model matematika. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Perancangan, penerapan dan pengoperasian SIM adalah mahal dan sulit. Upaya ini dan biaya yang diperlukan harus ditimbang-timbang. Ada beberapa faktor yang membuat SIM menjadi semakin diperlukan, antara lain bahwa manajer harus berhadapan dengan lingkungan bisnis yang semakin rumit. Salah satu alasan dari kerumitan ini adalah semakin meningkatnya dengan muncunya peraturan dari pemerintah. Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai.

Minggu, 14 Juni 2009

MEMBANGUN TATA KELOLA PERUSAHAAN MENURUT PRINSIP-PRINSIP GCG

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi dari keberadaannya. Visi dan misi tersebut merupakan pernyataan tertulis tentang tujuan-tujuan kegiatan usaha yang akan dilakukannya. Tentunya kegiatan terencana dan terprogram ini dapat tercapai dengan keberadaan sistem tatakelola perusahaan yang baik. Disamping itu perlu terbentuk kerjasama tim yang baik dengan berbagai pihak, terutama dari seluruh karyawan dan top manajemen.

Sistem tatakelola organisasi perusahaan yang baik ini menuntut dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan (GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Dengan mengenal prinsip-prinsip yang berlaku secara universal ini diharapkan perusahaan dapat hidup secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para stakeholdernya.

A. Apakah Itu Prinsip-Prinsip GCG

Sejak diperkenalkan oleh OECD, prinsip-prinsip corporate governance berikut ini telah dijadikan acuan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut disusun seuniversal mungkin sehingga dapat berlaku bagi semua negara atau perusahaan dan diselaraskan dengan sistem hukum, aturan atau tata nilai yang berlaku di negara masing-masing. Prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik ini antara lain :

(a). Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

(b) Pertanggungan-jawab ( responsibility)
Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan.

(c) Keterbukaan (transparancy)
Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang dilakukan atas informasi dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

(c) Kewajaran (fairness)
Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

(d) Kemandirian (independency)
Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan.

B. Bagaimana Melaksanakan Tatakelola Perusahaan Sesuai GCG

Dalam prakteknya prinsip-prinsip tatakelola perusahaan yang baik ini perlu dibangun dan dikembangkan secara bertahap. Perusahaan harus membangun sistem dan pedoman tata kelola perusahaan yang akan dikembangkannya. Demikian juga dengan para karyawan, mereka perlu memahami dan diberikan bekal pengetahuan tentang prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang akan dijalankan perusahaan.

Untuk memudahkan memberikan gambaran bagaimana prinsip-prinsip GCG tersebut akan dibangun, dipahami dan dilaksanakan, berikut ini diberikan beberapa acuan praktis yang perlu dikembangkan lebih lanjut di masing-masing perusahaan. Acuan ini diuraikan mengikuti urutan butir-butir prinsip GCG yang telah dibahas di atas.

Accountability:
1. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui visi, misi, tujuan dan target-target operasional di perusahaan
2. Pimpinan. Manajer, karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami peran, tugas dan tanggung jawabnya masing-masing
3. Uraian tugas di setiap unit usaha atau unit organisasi telah ditetapkan dengan benar dan sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan
4. Proses dalam pengambilan keputusaan telah mengacu dan mentaati sistem dan prosedur yang telah dibangun.
5. Proses cek dan balance telah dilakukan secara menyeluruh di setiap unit organisasi.
6. Sistem penilaian kinerja operasional, organisasi dan kinerja perseorangan telah sepakat ditetapkan, diterapkan dan dievaluasi dengan baik
7. Pertanggungan jawab kinerja pimpinan (BOC, BOD) perusahaan secara rutin seyogyanya dapat dibangun dan dilaporkan.
8. Hasil pekerjaan telah didokumentasikan, dipelihara dan dijaga dengan baik

Responsibility:
1. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah mengetahui dan memahami seluruh peraturan perusahaan yang berlaku.
2. Pimpinan. Manajer dan karyawan perusahaan telah menerapkan sistem tata nilai dan budaya perusahaan yang dianut perusahaan.
3. Proses dalam pengambilan keputusan di perusahaan senantiasa mengacu dan mentaati sistem dan prosedur yang telah dibangun.
4. Manajer dan karyawan perusahaan telah bekerja sesuai dengan standar operasional, prosedur maupun ketentuan yang berlaku di perusahaan.
5. Unit kerja organisasi perusahaan telah berupaya menghindari pengelolaan perusahaan yang berpotensi merugikan perusahaan dan stakeholder.
6. Proses pendelegasian kewenangan telah dijalankan dengan cukup dan baik demi terselenggaranya pekerjaan.
7. Manajer dan unit organisasi telah melakukan pertanggungan jawab hasil kerja secara teratur.

Transparancy dan Disclosure:
1. Bahwa berbagai pemegang kepentingan (manajemen, karyawan, pelanggan) dapat melihat dan memahami proses dalam pengambilan keputusan manajerial di perusahaan.
2. Pemegang saham berhak memperoleh informasi keuangan perusahaan yang relevan secara berkala dan teratur.
3. Proses pengumpulan dan pelaporan informasi operasional perusahaan telah dilakukan oleh unit organisasi dan karyawan secara terbuka dan obyektif, dengan tetapa menjaga kerahasiaan nasabah/pelanggan
4. Pimpinan, manajer dan karyawan perusahaan telah melakukan keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan, sistem pengawasan dan standardisasi yang dilakukan.
5. Informasi tentang prosedur dan kebijakan di unit kerja maupun unit organisasi telah dipublikasikan secara tertulis dan dapat diakses oleh semua pihak di dalam dan oleh unit-unit terkait di luar perusahaan.
6. Eksternal auditor, komite audit, internal auditor memiliki akses atas informasi dengan syarat kerahasiaan tetap dijaga.
7. Menyampaikan laporan keuangan audited dan kinerja usaha ke publik secara rutin, maupun laporan corporate governance pada instansi yang berwenang.

Fairness:
1. Pengelola dan karyawan perusahaan akan memperhatikan kepentingan seluruh stakeholder secara wajar menurut ketentuan yang berlaku umum.
2. Perlakuan adil kepada seluruh pihak pemegang kepentingan (nasabah, pelanggan, pemilik) dalam memberikan pelayanan dan informasi.
3. Manajer, pimpinan unit organisasi dan karyawan dapat membedakan kepentingan perusahaan dengan kepentingan organisasi.
4. Perlakuan, pengembangan timwork, hubungan kerja dan pembinaan pada para karyawan akan dilakukan dengan memperhatikan hak dan kewajibannya secara adil dan wajar.

Independency:
1. Keputusan pimpinan perusahaan hendaknya lepas dari kepentingan berbagai pihak yang merugikan perusahaan.
2. Proses pengambilan keputusan di perusahaan telah dilakukan secara obyektif untuk kepentingan perusahaan

[Proses pengembangan, pengadaan pelatihan maupun evaluasi penilaian dalam pelaksanaan GCG di perusahaan seyogyanya dilakukan oleh pihak konsultan, sehingga akan memperoleh hasil yang efektif dan obyektif. Konsultasi mengenai hal ini dapat dikerjasamakan dengan bantuan kami, melalui pengiriman proposal tawaran kerjasama ditujukan kepada Aditiawan Chandra PhD. dengan alamat e-mail: eddymarta99@yahoo.com]

(copyright@aditiawanchandra)

Membangun Sistem Informasi Kualitas Jasa

Membangun Sistem Informasi Kualitas Jasa

Organisasi-organisasi yang terkenal memberikan kualitas jasa yang sangat tinggi akan mahir mendengarkan pelanggan dan karyawan garis depan mereka. Untuk melakukan hal ini secara efektif, perusahaan perlu menciptakan proses penelitian jasa berkesinambungan yang akan menyediakan data yang berguna dan terbaru bagi para manajer. Sebagaimana dikatakan Leonard Berry dalam On Great Service, “Perusahaan perlu membangun system informasi kualitas jasa, tidak hanya sekedar melakukan studi. Melakukan studi kualitas jasa dapat disamakan dengan mengambil foto. Pemahaman yang lebih mendalam dan pengertian tentang pola perubahan tersebut berasa dari serangkaian pengambilan foto berkesinambungan tentang berbagai pokok persoalan dari banyak sudut.

Berry merekomendasikan agar survey yang berkelanjutan seharusnya dilakukan dengan menggunakan portofolio teknik riset yang membentuk system informasi kualitas jasa (service quality information system) suatu perusahaan. Pendekatan yang memungkinkan mencakup:

* Survei transaksi

* Survei pasar menyeluruh

* Belanja misterius

* Survey pelanggan baru, pelanggan hilang, dan pelanggan sebelumnya

* Wawancara kelompok fokus (focus group)

* Laporan lapangan karyawan

Survei transaksi

Di desain untuk mengukur kepuasan dan persepsi pelanggan tentang pengalaman jasa pada saat masih segar dalam ingatan pelanggan tersebut. Survey dilakukan langsung setelah penggunaan jasa atu beberapa hari sesudahnya. Alat bantu yang digunakan biasanya berbentuk lembaran kuesioner.

Contoh, Kabara foodcourt memberikan pelanggannya diskon untuk biaya makan apabila mereka mengisi kuesioner tentang kepuasan pelanggan yang disertakan pada setiap tagihan.

Survei pasar menyeluruh

Bertujuan mengukur penilaian total pelanggan (total customer value) terhadap kualitas jasa. Berbagai informasi dapat dikumpulkan, termasuk harapan dan persepsi pelanggan terhadap jasa, tingkat kepentingan relatif dimensi-dimensi jasa yang dibahas sebelumnya, dan maksud perilaku pelanggan untuk membeli kembali dan memberikan rekomendasi positif tentang jasa perusahaan kepada orang lain.

Perusahaan juga dapat menggunakan survey pasar menyeluruh untuk mengukur kualitas jasa pesaing. Namun, diperlukan pengambilan sample dari pelanggan maupun bukan pelanggan untuk mendapatkan gambaran akurat tentang posisi persaingan mereka.

Suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pelanggan yaitu SERVQUAL.

Servqual merupakan skala terstandarisasi tentang dimensi-dimensi kualitas yang paling penting. Skala servqual mencakup lima dimensi:

* Keberwujudan

* Kehandalan

* Daya tanggap

* Jaminan, dan

* Empati

Dan dari setiap dimensi terdapat beberapa butir yang diukur dengan skala tujuh poin mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju

Belanja misterius

Pembeli misterius adalah orang yang disewa perusahaan untuk bertindak sebagai pelanggan biasa dengan tujuan mengetahui interaksi transaksi yang terjadi antara pelanggan dan karyawan penjualnya. Keuntungan menggunakan cara ini adalah memberikan feed back tentang kinerja masing-masing karyawan jasa. Informasi ini dapat digunakan untuk memberikan imbalan atas kinerja yang bagus, dan juga mengidentifikasikan karyawan yang perlu diberikan pelatihan atau pendamping tambahan.

Survey Pelanggan Baru, Pelanggan Hilang, dan Pelanggan Sebelumnya

Bertanya kepada pelanggan sebelumnya mengapa mereka berpindah dapat sangat membantu, kalau informasinya menenangkan hati untuk melihat bidang-bidang di mana kekurangan kualitas jasa suatu perusahaan. Survey yang memonitor pola penurunan dapat mengidentifikasi mengapa pelanggan makin sedikit membeli jasa dan juga dapat memprediksi penurunan pelanggan yang akan datang. Pelanggan baru juga dapat memberikan informasi tentang apa yang memikat mereka pada penyedia jasa tertentu, termasuk reputasi dan komunikasi pemasaran perusahaan. Jadi, ketiga survey ini sangat berguna dalam melihat efek kualitas jasa terhadap keuntungan perusahaan.

Survey pelanggan baru, berkurang, dan sebelumnya paling mudah dilakukan dalam bisnis di mana pelanggan menggunakan jasa secara teratur dan transaksi penjualan dicatat untuk setiap pelanggan. Contohnya, took swalayan safeway dapat melakukan survey seperti ini dengan menggunakan kartu “keanggotaan” baru yang memantau riwayat belanja pelanggan secara elektronik dari waktu ke waktu. Karenadata kontak pelanggan diperoleh pada saat pelanggan melakukan permohonan kartu tersebut, safeway dapat dengan mudah menghubungi pelanggan yang baru, yang berkurang, dan yang sebelumnya. Perusahaan juga dapat menggunakan kartu anggota untuk memberikan diskon khusus dan potongan tunai kepada pelanggannya yang setia.

Wawancara kelompok fokus (focus group)

Aktivitas ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada sekelompok wakil pelanggan tentang masalah atau topic khusus. Wawancara yang biasanya berlangsung beberapa jam, dilakukan oleh moderator terlatih, yang mengarahkan peserta biasanya enam sampai sepuluh orang, agar tetap terfokus pada topic yang dibahas. Kelompok focus sangat berguna untuk mendapatkan informasi mendalam tentang persoalan-persoalan jasa dan mengidentifikasi solusi yang memungkinkan. Cara ini juga dapat digunakan untuk mencari criteria yang digunakan pelanggan untuk menilai kualitas jasa atau mendapatkan umpan balik tentang gagasan-gagasan jasa yang baru. Namun, data ini seharusnya tidak diproyeksikan pada seluruh segmen pasar, tanpa riset kuantitatif tambahan.

Laporan Lapangan Karyawan

Walaupun kebanyakan data kualitas jasa dikumpulkan dari pelanggan, karyawan-karyawan suatu perusahaan juga dapat menjadi narasumber yang berharga untuk data kualitatif.

Laporan lapangan karyawan adalah metode sistematis untuk mengethui apa yang dipelajari karyawan dari interaksi mereka dengan pelanggan serta dari pengamatan langsung mereka terhadap perilaku pelanggan. Data dapat dikumpulkan dari karyawan melalui survey tertulis, wawancara telepon, atau kelompok focus. Karyawan dapat juga mencatat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi selama pertemuan jasa.

Contohnya, karyawan di tempat praktik dokter gigi dapat diminta mencatat reaksi pasien terhadap semua aspek jasa tersebut, termasuk lingkungan fisik, peralatan baru, atau interaksi pribadi.

adopted by : anak2industri.blogspot.com

Kamis, 11 Juni 2009

UNTUK SEBUAH RENUNGAN BERSAMA

TECHNOreligi








Gadis Kecil Yang Sholihah
Written by Redaksi2
Thursday, 18 September 2008 19:26


Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya. Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak buruk pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang berpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma'ruf dan senantiasa menjaga hijabnya.

Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nashrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: "Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!"Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: "Mama aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam." Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: "Sakit ringan di kakiku." Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: "Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah." Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata "Alhamdulillah... alhamdulillah... alhamdulillah." Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: "Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku."Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjemah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: "Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku."Kami (aku, suami dan Afnan) pergi untuk pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: "Apakah engkau seorang muslimah?" Dia menjawab: "Tidak."Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya,karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan memarikannya akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orangtuanya.PAda suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: "Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?" Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: "Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna. " Temanku tersebut berkata: "Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan, Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati."Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan disisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mangabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang. Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum.
Dia berkata: "Ummi kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat." Kukatakan: "(Mimpi) yang baik Insya Allah. "
Dia berkata: "Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi."
Akupun bertanya kepadanya: "Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut."
Dia menjawab: "Aku menyangka, bahwasanya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku."Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring diatas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: "Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu." Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: "Aku ingin mencium pipimu yang kedua ." Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: "Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah."Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallaah." Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah." Dan kelurlah rohnya.Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kesturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, kelurgaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillah rabbil 'aalamin.

Majalah Qiblati edisi 04 tahun III 01-2008/12-1428
TECHNOsoft









KNOWLEDGE SPACE

see more...


SEVEN TOOLS FOR QUALITY IMPROVEMENT

Written by Millenia A. SusantiThursday, 10 April 2008



Quite simply, quality is defined as giving the customer the right thing right in the first time. When quality is implemented, it yields increased market share and reduced scrap and rework. Thus many companies have adopted different methods to gain quality improvement
One of many methods to ease the quality improvement process was introduced by Kaoru Ishikawa. It was called Seven Tools of Quality. Ishikawa believed that 95% of a company’s problems can be solved using these seven tools. The tools are designed for simplicity so average person can have less complicated statistical analysis. The seven tools are:
1.Flow Charts
2.Cause and Effect Diagrams
3.Check Sheets
4.Histograms
5.Pareto Diagrams
6.Scatter Diagrams
7.Control Charts

Flow Charts
Flow charts describe sequence of activities graphically in accomplishing a task. It must reflect the actual process rather than what the process owner wants it to be. By generating flow charts, process owner can understand the process and working relationship between people and organization will be clarified. Furthermore, flow charts will show the duplicated effort and other non value added steps. So process owner can identify the target specific steps in order to make continuous improvement.


Cause and Effect Diagrams
Cause and effect diagrams are also called Ishikawa diagrams or fishbone diagrams. These diagrams show a relationship between the effect of the problem and the causes. Although cause and effect diagrams can be developed by individual, but it is better to be brainstormed by a team. To help in identifying the causes, people used to take 5 potential factors which are man, machine, material, method, and environment as the guidance.Cause and effect diagramsconsist of 2 sides. The right side lists the effect or the problem, while the left side lists the causes of the problem.


Check Sheets
Check sheets are the paper forms for collecting data in real time easily and concisely. According to the data on check sheets, frequency or pattern of the events, problems, defects, etc. can be observed. These data are then used as input data for other seven quality tools such as histograms and pareto diagrams. Furthermore, collected data on check sheets can be used as input to understand the real situation, analyze occurring problem, control the process, make the decision, and develop planning.


Histograms
Histograms are bar graphs that present the frequency distribution of data. The horizontal axis represents the class interval of data while the vertical axis represents the frequency of each class interval. Not only for displaying data, histogram can also be used as a tool for summarizing and analyzing data. The particular values of histogram are:
1.Histograms show the variation of data.
2.The shape of the histogram gives some clues for analyzing the process.
3.When there is a specification, histogram serves data outside specification. Based on these data,

process owner can determine the action of continuous improvement.
4.When the data is stratified based on the factors which are thought to cause variation, the cause

of variation become more easily detected.


Pareto Diagrams
Pareto diagrams are diagrams consist of bar graph and line graph that describe the proportion of each problem cause toward the overall cause. According to these quality tools, the major factor of the problem can be identified. Thus, it helps process owner in prioritizing the problem to be solved first. As Dr. J. M. Juran said, 80% of the problems are caused by 20% of the potential sources.
Not only to identify the major problem, pareto diagram can also be used to analyze the improvement after solving some problems. Process owner can evaluate the process before and after solving the problems.


Scatter Diagrams
Scatter diagrams describe the correlation between 2 variables, so it can be identified whether those 2 variables are related.
After developing cause and affect diagrams, sometimes people use scatter diagrams to determine objectively whether the cause and the effect are related.
By looking at a glance to the scatter diagrams, process owner can analyze the positive/negative correlation of 2 variables. When the trend line goes from the bottom left to the up right, it means those 2 variables have positive correlation. Otherwise, if the trend line goes from the up left to the bottom right, and then it means those 2 variables have negative correlation.
Not all 2 variables have particular relation. There are also 2 variables that have no correlation.
Besides analyzing the positive/negative correlation, process owner can also determine how well the correlation between 2 variables. It is demonstrated by the location of each point. The closer the points plotted to the line, the better the correlation.


Control Charts
Control charts were invented by Walter A. Shewhart in 1920s. These quality tools consist of line graphs completed with maximum limit and minimum limit which provide control area. The maximum limit often called upper control limit and the minimum limit often called lower control limit, while the central line represents an estimate of the process mean. Since the value is within control area, the process can be stated as a controllable process. The value outside control area indicates that the process is no longer stable because of some variation causes. Thus, this process needs proper corrective actions to eliminate the sources of variation.
Control charts also show the process change over time. If the change is good, its cause should be identified and possibly become the new process. Otherwise if the change is bad, its cause should be identified and then be eliminated.
Control charts include 4 types of chart:


1.xbarR ChartIt is used for controlling and analyzing a process using continuous values of
product quality within one subgroup.
2.x ChartIt is used to control and analyze data at a long interval or ineffective subgrouping.
3.pn Chart and p ChartThese charts are used when the quality of characteristic is represented
by the number of defective units or fraction defective.
4.c Chart and u ChartThese charts are used for controlling and analyzing a process by defects of
a product. A c chart is used for a product with constant size, while a u chart is used for a
product with varying size.


References
Kume, Hitoshi. 1992. Statistical Methods for Quality Improvement. 3A Corporation. TokyoOne

TECHNOsoft









KNOWLEDGE SPACE

read it now..!


Pembuatan Desain Produk dan Pengembangannya

Written by Millenia A. SusantiWednesday, 22 October 2008


Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, inovasi dan pengembangan produk menjadi suatu hal yang sangat penting. Untuk melakukan pembuatan produk baru pun, ada langkah-langkah yang hendaknya diikuti agar project pembuatan produk baru ini dapat berhasil dengan baik.
Dalam buku Product Design and Development, Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger mengungkapkan beberapa langkah dalam pembuatan dan pengembangan produk.

1.Perencanaan produk

Pada tahap ini, tim perencanaan produk membuat perencanaan produk dan menentukan mission statement dari project, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi semua opportunity untuk mengembangkan produk

b. Mengevaluasi setiap opportunity pengembangan produk yang ada, kemudian

membuat prioritas project mana yang akan dilakukan

c. Membuat alokasi resource dan menentukan timeline serta urutan proses dari

project yang akan dilakukan

d. Membuat pre-project planning dengan mengidentifikasikan mission statement

dari produk (deskripsi produk, key business goals, target market, asumsi dan

hambatan yang ada, dan stakeholder dari produk)

e. Mengevaluasi kembali perencanaan produk yang telah dibuat

2. Identifikasi customer needsUntuk mengetahui customer needs, dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti interiew, melakukan focus group, atau melakukan observasi pada customer terhadap pemakaian suatu produk yang sudah ada. Setelah mendapatkan data yang dapat dikatakan masih kasar, data tersebut diinterpretasikan ke dalam ”customer needs” dan ditentukan mana customer need yang primer dan mana yang sekunder. Kemudian, tim harus menyebarkan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap customer need.

3. Penentuan spesifikasi produkPada tahap ini, tim perencanaan produk harus membuat list dari metric produk, serta mengumpulkan informasi benchmarking dengan produk pesaing yang sudah ada. Setelah melakukan benchmarking, tim harus menentukan target nilai untuk setiap metric. Hal ini ditujukan untuk pengembangan produk selanjutnya.

4. Concept generationPada tahap ini, tim harus mengklarifikasikan mengenai masalah teknis yang terjadi pada produk yang akan dibuat. Kemudian, tim dapat mencari solusi pemecahan masalah tersebut dengan cara memecahkannya secara internal ataupun secara eksternal. Cara internal dapat dilakuakn misalnya dengan mencari banyak ide, menggunakan media grafik dan fisik, dsb. Sedangkan cara eksternal dapat dilakukan dengan menginterview lead user, mencari informasi pada produk pesaing lain yang sudah ada, mencari literature, konsultasi dengan ahli, ataupun konsultasi dengan pengguna produk, dsb.

5. Seleksi konsepDalam melakukan seleksi konsep, tim perencanaan produk harus membuat selection matrix terlebih dahulu untuk membandingkan setiap konsep yang ada. Kemudian, tiap konsep harus dibuat rating dan rankingnya, sehingga akan diketahui konsep mana yang paling layak untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk seleksi konsep, maka tim perencanaan produk dapat memilih salah satu metode ataupun dapat menggunakan lebih dari satu metode.

6.Pengujian konsepSetelah melakukan seleksi konsep, kemudian tim perencanaan produk harus melakukan pengujian konsep. Pertama-tama tim harus mendefinisikan tujuan dari pengujian konsep ini. Kemudian, tim memilih populasi dan survey format yang akan digunakan. Survey format dapat berupa interaksi langsung, melalui telepon, melalui surat, e-mail, ataupun internet. Pada survey tersebut, tim perencanaan produk harus memberitahukan kepada responden mengenai konsep produknya secara jelas, sehingga responden dapat mengerti. Setelah mendapatkan hasil survey, tim harus menginterpretasikan data tersebut.

7. Pembuatan arsitektur produkPada tahap ini tim pengembangan produk mengidentifikasi bagaimana fisik dari produk akan mempengaruhi fungsi produk. Karena, arsitektur dari produk ini akan berpengaruh pada perubahan produk, standarisasi komponen, performance produk, serta kemampuan produk untuk diproduksi.

8. Industrial designDalam membuat desain produk, Henry Dreyfuss (1967) menganjurkan agar desainer melihat 5 hal, yaitu kegunaan produk, penampilan produk, kemudahan untuk maintenance dan perbaikan, biaya yang rendah, serta kesesuaian kualitas dan desain produk dengan filosofi desain dan mission statemen perusahaan.

9. Design for manufacturingDesain dari produk juga mempengaruhi bagaimana produk tersebut akan diproduksi. Pada tahap ini, tim pengembangan produk harus melakukan estimasi biaya produksi dari produk, termasuk biaya komponen, biaya assembly, dan biaya overhead. Setelah itu, tim juga harus membuat metodologi bagaimana cara untuk mengurangi biaya-biaya tersebut. Dalam menentukan metodologi pengurangan biaya, tim harus memperhatikan pengaruh keputusannya terhadap hal-hal lain, seperti lama waktu pengembangan produk, kualitas produk, dsb.

10. Pembuatan prototypePrototype merupakan produk perkiraan yang menyerupai produk sebenarnya. Prorotype dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu physical prototype dan analytical prototype. Physical prototype merupakan prototype yang berupa benda berwujud, sedangkan analytical prototype merupakan prototype yang tidak berwujud, seperti matematika, sikap. Dalam buku Product Design and Development, Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger mengungkapkan beberapa langkah dalam pembuatan dan pengembangan produk.


1.Perencanaan produk
Pada tahap ini, tim perencanaan produk membuat perencanaan

produk dan menentukan mission statement dari project, dengan

langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua opportunity untuk mengembangkan produk
b. Mengevaluasi setiap opportunity pengembangan produk yang ada,

kemudian membuat prioritas project mana yang akan dilakukan
c. Membuat alokasi resource dan menentukan timeline serta urutan

proses dari project yang akan dilakukan
d. Membuat pre-project planning dengan mengidentifikasikan mission

statement dari produk (deskripsi produk, key business goals, target

market, asumsi dan hambatan yang ada, dan stakeholder dari

produk)
e. Mengevaluasi kembali perencanaan produk yang telah dibuat

2. Identifikasi customer needs


Untuk mengetahui customer needs, dapat dilakukan melalui berbagai macam metode, seperti interiew, melakukan focus group, atau melakukan observasi pada customer terhadap pemakaian suatu produk yang sudah ada. Setelah mendapatkan data yang dapat dikatakan masih kasar, data tersebut diinterpretasikan ke dalam ”customer needs” dan ditentukan mana customer need yang primer dan mana yang sekunder. Kemudian, tim harus menyebarkan kuesioner untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap customer need.

3. Penentuan spesifikasi produk


Pada tahap ini, tim perencanaan produk harus membuat list dari metric produk, serta mengumpulkan informasi benchmarking dengan produk pesaing yang sudah ada. Setelah melakukan benchmarking, tim harus menentukan target nilai untuk setiap metric. Hal ini ditujukan untuk pengembangan produk selanjutnya.

4. Concept generation


Pada tahap ini, tim harus mengklarifikasikan mengenai masalah teknis yang terjadi pada produk yang akan dibuat. Kemudian, tim dapat mencari solusi pemecahan masalah tersebut dengan cara memecahkannya secara internal ataupun secara eksternal. Cara internal dapat dilakuakn misalnya dengan mencari banyak ide, menggunakan media grafik dan fisik, dsb. Sedangkan cara eksternal dapat dilakukan dengan menginterview lead user, mencari informasi pada produk pesaing lain yang sudah ada, mencari literature, konsultasi dengan ahli, ataupun konsultasi dengan pengguna produk, dsb.

5. Seleksi konsep


Dalam melakukan seleksi konsep, tim perencanaan produk harus membuat selection matrix terlebih dahulu untuk membandingkan setiap konsep yang ada. Kemudian, tiap konsep harus dibuat rating dan rankingnya, sehingga akan diketahui konsep mana yang paling layak untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk seleksi konsep, maka tim perencanaan produk dapat memilih salah satu metode ataupun dapat menggunakan lebih dari satu metode.

6.Pengujian konsep


Setelah melakukan seleksi konsep, kemudian tim perencanaan produk harus melakukan pengujian konsep. Pertama-tama tim harus mendefinisikan tujuan dari pengujian konsep ini. Kemudian, tim memilih populasi dan survey format yang akan digunakan. Survey format dapat berupa interaksi langsung, melalui telepon, melalui surat, e-mail, ataupun internet. Pada survey tersebut, tim perencanaan produk harus memberitahukan kepada responden mengenai konsep produknya secara jelas, sehingga responden dapat mengerti. Setelah mendapatkan hasil survey, tim harus menginterpretasikan data tersebut.

7. Pembuatan arsitektur produk


Pada tahap ini tim pengembangan produk mengidentifikasi bagaimana fisik dari produk akan mempengaruhi fungsi produk. Karena, arsitektur dari produk ini akan berpengaruh pada perubahan produk, standarisasi komponen, performance produk, serta kemampuan produk untuk diproduksi.

8. Industrial design


Dalam membuat desain produk, Henry Dreyfuss (1967) menganjurkan agar desainer melihat 5 hal, yaitu kegunaan produk, penampilan produk, kemudahan untuk maintenance dan perbaikan, biaya yang rendah, serta kesesuaian kualitas dan desain produk dengan filosofi desain dan mission statemen perusahaan.

9. Design for manufacturing


Desain dari produk juga mempengaruhi bagaimana produk tersebut akan diproduksi. Pada tahap ini, tim pengembangan produk harus melakukan estimasi biaya produksi dari produk, termasuk biaya komponen, biaya assembly, dan biaya overhead. Setelah itu, tim juga harus membuat metodologi bagaimana cara untuk mengurangi biaya-biaya tersebut. Dalam menentukan metodologi pengurangan biaya, tim harus memperhatikan pengaruh keputusannya terhadap hal-hal lain, seperti lama waktu pengembangan produk, kualitas produk, dsb.

10. Pembuatan prototype


Prototype merupakan produk perkiraan yang menyerupai produk sebenarnya. Prorotype dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu physical prototype dan analytical prototype. Physical prototype merupakan prototype yang berupa benda berwujud, sedangkan analytical prototype merupakan prototype yang tidak berwujud, seperti matematika, sikap.-->


TECHNOsoft









KNOWLWDGE SPACE

did u know it ?



Penerapan Sistem Aplikasi Customer Relationship Management (CRM)

Written by Dian MardianiWednesday, 05 November 2008


Sistem Aplikasi CRM (Customer Relationship Management) memiliki dua pandang aspek yang berbeda dalam penerapannya yaitu aspek operasional dan aspek analitik, yang manakah yang harus diterapkan terlebih dahulu?

Penerapan sistem teknologi informasi di perusahaan jasa keuangan saat ini menjadi kebutuhan yang sangat mutlak, selain penerapan di komunikasi dan transaksi juga untuk pemasaran dan customer relationship. Untuk Customer relationship bukan hanya bagaimana mendapatkan pelanggan baru, tapi juga mempertahankan pelanggan lama dan mengenal mereka lebih dekat.Contoh saja perusahaan jasa keuangan Morgan Stanley sempat dibuat pusing dalam menangani masalah pemasaran dan penanganan pelanggan, Morgan Stanley memperkerjakan 13.000 financial advisor (FA) dan mengelola kurang lebih 5 juta account dengan asset 500 miliar dolar AS ini belum memanfaatkan potensi TI (Teknologi Informasi) dalam urusan pemasaran produk maupun dalam customer relationship. Hal ini membuat para FA dan manajer pusing dengan kurangnya hard data, padahal hard data ini bisa dimanfaatkan untuk membuat program kampanye pemasaran maupun pengambilan keputusan.Tony LoFrumento, direktur eksekutif business intelligence dan CRM untuk individual Investor Group di Morgan Stanley mengenang “ kurangnya informasi dan fakta lapangan membuat perusahaan terpaksa mengambil keputusan berdasarkan feeling, cara menjalankan perusahaan seperti ini sekarang sungguh berbahaya”Tugas yang ditanggung Tony LoFrumento ketika bergabung dengan Morgan Stanley di tahun 2001 cukup berat yaitu membangun infrastruktur Customer Relationship Management (CRM) dan Business Intelligence (BI), yang memungkinkan perusahaan berubah dari entitas yang focus pada produk menjadi focus pada pelanggan.Langkah pertama yang dilakukan LoFrumento dalam mengembangkan strategi CRM ini adalah memutuskan mendahulukan membangun aspek analytics, yaitu business intelligence, data mining dan campaign management. Cara yang dilakukan adalah dengan membangun lumbung data terpusat, mengembangkan model prediktif untuk masalah seperti profitibilitas klien dan pengukuran kinerja, serta memperkenalkan BI, piranti analitik dan pelaporan berbasis web untuk menganalisis dan menyampaikan informasi.LoFrumento berujar “ saya berprinsip lebih baik menyiapkan sarana analitik dulu sebelum membangun platform Operational CRM “ kemudian lanjut pria yang sudah menggeluti bidang perbankan selama lebih 15 tahun ini “ Sistem Operasional CRM bisa bekerja secara sempurna, namun jika mereka ditopang oleh business intelligence, sama saja membuat name card organizer yang sangat mahal”.Yang dihadapi perusahaan diatas merupakan masalah klasik, dengan anggaran terbatas, berbagai perusahaan seringkali kesulitan untuk menerapkan system aplikasi ini, mereka bisa langsung membangun aplikasi Operational CRM, yang mengotomasi proses-proses penjualan, pemasaran dan contact centre, serta memungkinkan mereka mengumpulkan dan berbagi informasi pelanggan.Adapun pilihan lainnya menerapkan strategi BI dulu sebelum CRM, caranya dengan menggelar aplikasi analitik, seperti Analytical CRM, guna memanfaatkan sumber data yang sudah ada, dan setelah itu baru menerapkan aplikasi operasional..


Morgan Stanley sudah merasakan manfaat membuat model prediktif untuk segmen tertentu basis pelanggannya, sehingga perusahaan bisa mempertajam sasaran pemasarannya. “Bayangkan berapa besar penghematan dengan tidak mengincar pelanggan, yang menurut analisis hanya akan memberi tingkat respon yang rendah,” ujar LoFrumento“Anda bisa menjalankan kampanye pemasaran berdasarkan sebuah model prediktif kecenderungan belanja pelanggan. Ini sangat berbeda dengan cara terdahulu ketika pemasaran dijalankan berdasarkan pemilihan basic audience -nya,” lanjutnya.Bagi Morgan Stanley, aplikasi Operational CRM memang belum dibutuhkan, tapi suatu saat perlu diimplementasikan. Namun, menurut LoFrumento, jika memulainya dari nol, sebaiknya lakukan penggelaran aplikasi analitik dulu. “Hasilnya langsung bisa dirasakan dan Anda pun sudah dalam posisi siap ketika memutuskan menggulirkan aplikasi Operational CRM ,” jelas LoFrumento.Saat ini para FA Morgan Stanley bisa mendapatkan informasi menyeluruh mengenai masing-masing kliennya melalui sebuah menu laporan, yang bisa diakses melalui intranet perusahaan. Menurut LoFrumento, karena 5 persen dari klien bisa menghasilkan 95 persen dari seluruh pendapatan, teknologi CRM memungkinkan perusahaan melakukan pemodelan prediktif dan menggeser konsentrasi layanan ke pelanggan bernilai tinggi tersebut.Lagipula, menurut LoFrumento, aplikasi analitik tidak begitu mahal, dan manfaatnya langsung terasa karena ia memberikan informasi yang benar-benar Anda butuhkan untuk menjalankan bisnis.“Informasi yang kami miliki semakin rinci, dan kini kami mampu memanfaatkan data tersebut untuk membantu product marketing group merencanakan kampanye berikutnya,” tuturnya. “Walhasil, marketing campaign -nya pun menjadi lebih cerdik.”Jadi mana yang harus diterapkan lebih dulu, business intelligence (dengan Analytical CRM ) atau Operational CRM ?Kebutuhan perusahaan Anda jualah yang bisa menjawab hal tersebut.